Batam Pos, Selasa 14 April 2015
MERABA PETA PETARUNGAN PILWAKO BATAM
Oleh : Djasarmen Purba,SH
Anggota DPD RI Dapil Provinsi Kepri
Batam
akan menyelenggarakan Pemilihan Kepada Daerah secara langsung tahun ini.
Beberapa nama telah mulai bermunculan sebagai bakal calon Walikota periode 2015-2020.
Dalam beberapa bulan belakangan masyarakat kota Batam, mulai dari analis
politik, lembaga survei, media massa, kongkow-kongkow warung kopi, semuanya
menantikan kejelasan peta politik ini,
Meskipun
sudah banyak nama yang beredar untuk maju menjadi Walikota Batam, namun sejauh
ini, belum ada nama lain yang telah
resmi dicalonkan sebagai Walikota Batam, selain calon incumbent, Wakil Walikota
Batam, Rudi.SE, yang telah ditetapkan Partai Demokrat sebagai calon tunggal.
Di
luar nama Rudi, nama yang cukup kuat
mendapat dukungan masyarakat adalah anggota DPD RI asal Kepri dan mantan
Wakil Walikota Batam periode 2005-2009, Ria Saptarika. Namun sejauh ini Ria
belum memiliki kendaraan untuk maju sebagai Calon. Nama lain yang beredar
kencang dan kabarnya akan diusung Partai Gerindra adalah Hj. Asnah, anggota DPRD provinsi Kepri. Sementara
nama-nama lain lebih menghiasi pemberitaan sebagai calon Wakil Walikota Batam.
Jika
melihat konstelasi politik terakhir, kemungkinan Pilwako Batam akan diikuti
tiga pasangan, namun dalam politik, perhitungan politik bisa saja berubah pada
detik-detik akhir yang dalam pertandingan sepak bola lazim disebut sebagai
injury time. Tidak menutup kemungkinan pesertanya bertambah menjadi empat atau
hanya menjadi dua pasangan peserta saja.
Rudi vs Ria
Jika
tiga pasangan, maka kemungkinan yang muncul adalah Hj. Asnah, Rudi.SE, dan Ria
Saptarika. Untuk dua nama terakhir (Rudi dan Ria), keduanya banyak disebut
media dan masyarakat Batam sebagai saingan berat.
Dari
beberapa hasil survey, nama Ria Saptarika termasuk berada pada deretan atas calon
Walikota pilihan masyarakat, bersama nama Wakil Walikota Rudi.SE. Rudi
merupakan Wakil Walikota Batam dalam lima tahun terakhir, sehingga memiliki
akses yang lebih terbuka dalam menyentuh kelompok akar rumput.
Sementara,
Ria meskipun tidak lagi menjabat Wakil Walikota, namun popularitas dan elektabilitasnya
masih tinggi, ini dibuktikan dengan hasil pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) pada pemilihan legislatif beberapa waktu lalu, dimana ia meraih suara
tertinggi.
Saat
ini, masyarakat Batam menanti-nanti siapakah pasangan yang akan dipilih Rudi.
Juga akankah Ria Saptarika mendapatkan kendaraan politik untuk maju Pilwako,
dan siapa pula pasangan yang akan dipilih mendampinginya ?
Namun
demikian, sebagai tokoh independent kendala utama yang dihadapi Ria saat ini
adalah kendaraan politik dan “gizi”. Walaupun memiliki tingkat popularitas dan
elektabilitas yang tinggi, tidak berarti dapat dengan mudah bagi Ria untuk
menarik dukungan partai-partai politik untuk meminangnya.
Namun
andaipun, tidak mendapatkan kendaraan politik, tidak serta merta peluang bagi
Ria tertutup sudah, masih ada jalur independent baginya untuk maju bertarung
pada Pilwako tahun ini. Namun pertanyaannya, akankah Ria bersedia maju melalui
jalur indepedent ? Bila Ria bersedia maju melalui jalur independent, siapkah
dia bekerja ekstra keras memenangkan pertarungan menghadapi calon incumbent yang memiliki
modal dan infrastruktur politik yang lebih siap dan lebih kuat.
Namun
bila, Ria Saptarika memutuskan tidak maju melalui jalur independent, kita akan
menyaksikan pertarungan Pilwako yang kurang seru dan menarik. Petarungan antara
Rudi versus Ria menjadi menarik karena keduanya selalu bersaing ketat dalam
berbagai hasil survey yang dibuat oleh sejumlah lembaga, sehingga petarungan
keduanya juga akan sangat ditentukan oleh siapa calon Wakil Walikota pendamping
mereka. Selain Ria Saptarika dari sisi Independent ada nama seperti
Sulistiawan, Carik Punggowo. Di kalangan warga Jawa namanya cukup populer dan diperhitungkan, dan secara profesional dia
penemu Cor Slab untuk pembangunan rumah murah. Ada juga nama Mangasi Panjaitan,
pada periode yang lalu pernah mencoba maju Pilwako dari jalur independent. Saat
ini Mangasi Panjaitan kelihatannya sangat serius maju Pilwako.
Cawako
Dari
sejumlah nama yang beredar baik dari kalangan birokrat maupun politisi, seperti
Irwansyah (Ketua DPW PPP Provinsi
Kepri), Amir Hakim Siregar (Wakil Ketua DPRD Provinsi Kepri dari Partai
Hanura), Asmin Patros (anggota DPRD Kepri dan tokoh warga Tionghoa) adalah
nama-nama yang cukup menarik untuk dijajaki oleh Rudi maupun Ria maupun Hj.
Asnah. Disamping nama-nama lain, misalnya Udin Sihaloho (Anggota DPRD Kota
Batam dari PDIP) maupun Zainal Abidin (Ketua DPD II Partai Golkar) dan Hardi S
Hood (Anggota DPD RI), Iman Setiawan ( Wakil Ketua DPRD Kota Batam dari Partai
Gerindra). Namun jangan diabaikan
beberapa Tokoh IKABSU (Ikatan Keluarga Besar Sumatera Utara) seperti Nutrien
Haloho(PNS) dan Onward Siahaan (Anggota DPRD Provinsi Kepri) dari Partai
Gerindra. Dari sisi pemilihan anggota DPRD Prov. Kepri/legislatif, Onward
Siahaan memperoleh suara tertinggi untuk caleg warga IKABSU.
Dari
kalangan profesional antara lain ada H. Abd. Basith Has dan M. Alfan Suheiri, yang
pernah berinisiatif mendirikan kabupaten RELANG (Rempang Galang). Sedangkan dari kalangan birokrat, nama-nama
seperti Istono (Deputy Ketua BP Batam), Gani Lasya (Deputy Ketua BP Batam), H. Jefridin
(Kepala Dispenda Kota Batam) dan Agus Sahiman (Sekdako Batam), patut juga dipertimbangkan
mendamping ketiganya. Masih ada dari PNS yaitu : Teuku Zulkifli (Kakanmenag Kota
Batam) dan Hartoyo Sirkoen, Amsakar Achamad yaitu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangangan Kota Batam.
Koalisi
partai sangat dibutuhkan sebab belum ada satu partaipun yang berhasil lolos
untuk mencalonkan dalam Pilwako ini. Untuk itu harus diperhitungkan juga peta
dari segala sudut seperti Partai, Panguyuban, Organisasi Masyarakat/Keagamaan/Profesional
dan yang tak dapat dipungkiri adalah elektabilitas & popularitas calon yang
bersangkutan. Pertanyaan mendasar: Apakah isi Visi dan Misi dari calon yang
bersangkutan dimasukkan menjadi skala prioritas Pemberantasan Korupsi?
Kejelian Calon Walikota dalam menentukan
wakilnya sangat berpengaruh pada kemenangan, karena mungkin saja, pertarungan
pada Pilwako Batam 2015 ini, sesungguhnya adalah petarungan antar Calon Wakil Walikota.
***